GOA PASIR? Dalam pikiranku
Goa Pasir merupakan sebuah gua yang di dalamnya banyak pasir. Ternyata dalam
pikiranku tersebut salah besar. Goa Pasir merupakan salah satu peninggalan
sejarah di Tulungagung.
Goa
Pasir terletak di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten
Tulungagung, atau sekitar 10 kilometer dari pusat pemerintahan. Meskipun
rumahku dekat dan masih berada dalam 1 kecamatan tapi aku belum pernah kesana
loch. Kalo sekedar lewat sih sering, kalau mampir mah nanti dulu.
Situs
Goa Pasir tempatnya agak terpencil. Dari Kota Tulungagung ke arah timur sampai
perempatan Gragalan Sumbergempol (perempatan lampu merah timur gapura keluar
kota Tulungagung) nanti ada papan penunjuk arah. Dari perempatan Gragalan belok
ke selatan jurusan Kalidawir. Lurus saja ikuti jalan beraspal. Nanti akan
sampai di pertigaan SPBU Podorejo belok ke arah barat sampai ada perempatan yang
juga ada papan penunjuk arah belok saja ke arah kiri (selatan) menyusuri jalan
setapak sampai ketemu jembatan. Setelah jembatan ada pertigaan belok saja ke
arah kiri (timur) kurang lebih sekitar 100 meter, Goa Pasir ada di selatan
jalan. Ada beberapa penduduk setempat yang membuka tempat parkir kok, jadi aman
aja kalo kita mau melihat-lihat. Biaya parkir motor cukup merogoh kocek 2 ribu
saja.
Setelah
parkir motor saatnya lihat-lihat ada apa aja disana?
Cuuuuuuuuussss!!!!
Pos Penjaga Goa Pasir |
Goa
Pasir terletak di lereng Pegunungan Podo yang nampak gersang dan berada dalam lingkungan
hutan. Ada pos penjagaan yang bertuliskan “GOA PASIR”. Ama yang jaga pos kita
disuruh ngisi buku tamu kemudian disuruh bayar Rp.1.000,00 per orang. Langsung
aja deh berjalan ke arah selatan. Ada sebuah bangunan yang di dalamnya ada
makam kuno. Aku tanya orang ternyata adalah makam Mbah Bodho atau lebih dikenal
dengan “Situs Mbah Bodho”. Aku beranikan diri tuk melihat ke dalam melalui
jendela yang ada. Di dalam ada seorang wanita yang kemudian sempoyongan keluar.
Entah karena mabuk atau kesurupan aku juga gak tau.
Di
depan Situs Mbah Bodho terdapat beberapa peninggalan. Ada arca, umpak, miniatur
bangunan, dan batu-batu kuno lainnya.
Peninggalan di Sekitar Makam |
Dilihat
dari tempatnya yang terpencil, diperkirakan situs ini dahulu digunakan sebagai
tempat pertapaan. Hal ini sesuai dengan kebiasaan penganut agama Hindu sekte
Sikwa Shidanta yang menjalankan ritual di tempat yang sifatnya tertutup. Situs
ini menyimpan berbagai benda purbakala antara lain patung, relief/pahatan yang
ada di antara bebatuan, arca, batu candi, struktur batu bata kuno, makam kuno, umpak-umpak,
dan goa. Goa Pasir disebut juga Situs Karsyan. Di antara rimbunnya pohon dan
batu-batu besar yang berserakan terdapat relief-relief dan seperti di candi
pada umumnya. Goa terletak di tebing batu bukit dan tak ada lorong-lorong
seperti gua pada umumnya.
Setelah
mampir ke Situs Mbah Bodho aku lanjutkan perjalanan ke atas menuju gua melalui lapangan
menuju jalan jalan setapak.
Jalan Setapak Untuk Memulai Pendakian |
Abis
jalan setapak, gak pernah aku bayangkan kalau medannya cukup berat kayak gini.
Bener-bener cukup susah dan banyak menguras energi untuk menuju gua karena
jalan yang cukup terjal dan tidak ada pegangan. Ada banyak bongkahan batu besar
dan lokasinya juga cukup tinggi. untuk mencapai lokasi, kita harus memanjat
kira-kira sejauh 100 meter karena letak goa kira-kira berada di ketinggian 200
meter.
Ketika
mendekati goa ada bongkahan batu yang cukup tinggi n kayaknya kagak mungkin
banget untuk aku panjat dan mencapai gua. Aku putuskan untuk gak jadi naik
karena aku sendiri juga gemetar n di bawah adalah bongkahan batu-batu yang
cukup curam. Tapi disana ketemu ama anak-anak dari NCB yang kasih bantuan
sehingga aku bisa naik. Tapi sayang, teman aq kagak berani naik n hanya
nungguin di bawah.
Medan Pendakian |
Relief di Sebelah Utara |
Relief di Tengah Goa |
Relief di Selatan |
Lega
rasanya ketika sampai di goa. Goa ini kira-kira berukuran lebar 2,6 meter,
tinggi 1,75 meter, dan kedalaman 2 meter. Ada beberapa relief yang terpahat di
gua ini. Pada dinding sebelah kiri dan kanan goa terpahat relief yang
menggambarkan laki-laki dan perempuan dalam posisi yang menggoda. Relief yang
berada di tengah rada gak jelas. Kayaknya sih seperti seorang satria yang
sedang bertapa. Mungkin saja relief-relief tersebut merupakan penggalan dari
kisah Arjunawiwaha.
Setelah
puas melihat-lihat relief-relief aku beristirahat sebentar. Ketika kuarahkan
pandangan ke arah utara, view’nya bagus banget. Sawah-sawah yang menghijau
terhampar luas. Gunung Wilis juga terlihat puncaknya.
Narsis with view hamparan sawah |
Ada
sesuatu hal yang membuatku amazing terhadap Goa Pasir ini. Pada zaman dulu goa
ini katanya digunakan untuk bertapa. Gimana yach cara naiknya? Aku yang pakai
celana saja susah untuk naik, apalagi pada zaman dahulu yang masih memakai
pakaian tradisional. Ketika aku ceritakan ke temanku malah dikasih komentar
“pakai ajian seipi angin”. Ha33. Iya kali yach,,,,
Ketika
baru turun dari goa tiba-tiba turun hujan deras n angin juga kenceng banget.
Untung bawa tas ransel yang udah aku isi payung n jas hujan. Antara takut n
khawatir, mana pohon yang ada bergoyang-goyang diterpa angin. Alhamdulillah gak
ada apa-apa n bisa berhasil turun dengan selamat. Untuk yang mau kesana
hati-hati yach!!
Di
sekitar lapangan terdapat beberapa bongkah batu besar yang terpahat beberapa
relief. Bagian atas berbentuk datar. Mungkin untuk bertapa atau hanya sekedar
duduk-duduk saja.
Batu Berelief di Dekat Lapangan |
Kalau
gak salah inget, di sekitar lapangan tersebut pernah ditemukan arca-arca n
peninggalan lainnya. Tapi entah sekarang kemana. Mungkin dipendam lagi atau
atau sudah dibawa ke museum aku juga kurang tahu.
Kata
adikku yang pernah kesana, masih ada 5 gua yang ada di sekitar gua tersebut. Bahkan
kata dia ada suatu tempat yang dia namakan “kubangan kerbau” yang membuatnya
pernah tersesat. Ada lumpur hidup? Woww. Apabila melempar sesuatu ke dalam
lumpur tersebut, maka pelan-pelan benda tersebut akan tenggelam. Ah bikin
penasaran aja nich ceritanya. Tapi mungkin next time aja yach kesananya kalau
ada kesempatan lagi,,,
Untuk
yang mau ke Goa Pasir mungkin bisa memperhatikan beberapa hal berikut ini yach.
1.
Banyak sekali yang datang ke Goa
Pasir untuk sekedar melihat-lihat atau pacaran.
2.
Waktu pulang aku jumpai di Pos
Jaga digunakan untuk mabuk-mabukan. Mungkin saja di tempat lain di sekitarnya.
3.
Bawa payung n jas hujan kali aja
hujan turun yang kayak aku alami.
4.
Tetapkan dalam hati n pikiran
untuk waspada n hati-hati!!!!
Sampai
jumpa di kisah perjalananku berikutnya. Ciaooooooo,,,,
Cuuuuuuusssss,,,,,,,,,,,,,
Specially
thank buat anak-anak NCB (Ndayake Cah Banjarejo) tux semua batuannya yach!!
With anak2 NCB |
Sumber:
1. Obeservasi langsung tanggal 20 Januari 2013
2. My Lovely Young Brother, Aris Agung Pratama
3. Berbagai sumber yang mendukung