Selasa, 03 Februari 2015

Candi Kalicilik Blitar





Candi Kalicilik secara administratif terletak di Dusun Kalicilik, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sekitar 11 kilometer dari pusat pemerintahan. Secara astronomis berada di antara 07 59 898' LS dan 112 08 422' BT. Candi Kalicilik dikenal juga dengan nama Candi Genengan atau Candi Puton. Kondisi candi masih terlihat bagus, bersih dan terawat. Pada waktu berkunjung kesana terlihat Bapak Muriyat sang juru pelihara Candi Kalicilik sedang membersihkan lumut dan tanaman paku yang tumbuh di badan candi. Secara arsitektur Candi Kalicilik terbuat dari batu bata merah yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Batu andesit digunakan untuk memperkuat ambang pintu dan relung-relung candi. Candi berdenah bujursangkar dengan ukuran 6,8 meter x 6,8 meter dan tinggi sekitar 10 (8,3) meter. 
Dahulu, gapura pintu masuk lokasi candi berada di arah barat tetapi sekarang sudah ditempati sebagai rumah warga sehingga dibuatkan pintu masuk candi dari arah selatan. Bangunan candi terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Pada bagian kaki candi masih ada yang terpendam di dalam tanah sekitar 2 meter. Pintu masuk candi terletak di sebelah barat, pada bagian atas pintu candi terdapat hisan berupa kala yang mempunyai taring ganda, bertelinga besar dan memakai perhiasan permata dari tengkorak. Pada sisi utara, selatan, dan timur terdapat pintu semu yang di atasnya juga berhiaskan kala. Bilik Candi dalam keadaan kosong. Atap candi sudah tidak dalam keadaan utuh atau telah runtuh.
Pada tahun 1913 Candi Kalicilik pernah dipugar Belanda untuk mengantisipasi keruntuhan karena candi dalam keadaan miring/doyong. Pemugaran Candi Kalicilik terakhir oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1992/1993 pada bagian kaki dengan menggunakan batu bata Mojokerto.
Sifat keagamaan Candi Kalicilik adalah agama Hindu. Hal ini dibuktikan adanya Arca Mahakala yang merupakan perwujudan Dewa Siwa sebagai penjaga candi dan Arca Siwa Mahaguru yang terletak di halaman candi tapi sayang arca tersebut sudah hilang hilang.
Pada ambang pintu masuk terpahat angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi). Tahun tersebut merupakan zaman Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Tribuana Tunggadewi. Pada dinding candi terdapat relief Dewa Surya yang dikelilingi oleh sinar matahari. Relief tersebut adalah relief Surya Majapahit yang merupakan simbol dari masa Kerajaan Majapahit.
Dahulu sekitar awal abad ke-19 bangunan kuno tersebut disebut Candi Genengan yang kemungkinan merupakan nama asli bangunan itu. Seperti tertulis dalam Kitab Negarakertagama, Ken Arok didharmakan di dua tempat yaitu, di Kagnangan sebagai Siwa dan di Usana sebagai Budha. Nama Genengan mempunyai kemiripan dengan Kagnangan. Selain itu Candi Kalicilik menunjukkan sifat siwaistis yaitu dengan adanya Arca Agastya (Siwa) yang pernah ditemukan di lokasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar