Kemudian melanjutkan perjalanan yang di kanan kiri ada pohon sengon yang ditanam untuk reboisasi. Ada juga tembok rumah bekas terbakar yang kemungkinan tersambar wedhus gembel. Nah.... Akhirnya sampailah di suatu tempat yang luas dimana bisa melihat Gunung Merapi berdiri menjulang. Ada juga beberapa pedagang makanan yang tersedia.
Kamis, 05 Februari 2015
Merapi Lava Adventure
Kemudian melanjutkan perjalanan yang di kanan kiri ada pohon sengon yang ditanam untuk reboisasi. Ada juga tembok rumah bekas terbakar yang kemungkinan tersambar wedhus gembel. Nah.... Akhirnya sampailah di suatu tempat yang luas dimana bisa melihat Gunung Merapi berdiri menjulang. Ada juga beberapa pedagang makanan yang tersedia.
Selasa, 03 Februari 2015
Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Alun-Alun
Kidul Yogyakarta merupakan
tempat yang bagus untuk bersantai. Ada banyak pedagang makanan, mainan dan
suasananya nyaman kalau dibuat bersantai-santai ria. Alun-Alun Kidul terletak
di depan Sasono Hinggil dan dekat dengan Pasar Ngasem. Ada 2 beringin kembar
yang konon jika jalan sambil mata tertutup bisa masuk di tengah 2 beringin tersebut
akan terkabul permintaannya. Konon sih... Entah bener ato nggak ya Allahualam...
Gak ada salahnya kalo ke Jogja mampir ke sini n mencoba
permainan tersebut. Kalau gak bawa kain penutup, ada loch yang menyewakannya. Tinggal
bayar 5 ribu, langsung dech coba permainan tersebut. Aku telah mencoba keseruan
tersebut sampek 10 kali lhoo, tapi kagak berhasil,, Lumayanlah sambil olahraga
menguras keringat, gak terasa keringat mengucuuuuuuurrrr,,,
Di dekat Alun-alun Kidul Jogja tersebut juga ada tempat
wisata terkenal itu Taman Sari. Penasaran????? Sama, saya juga,,,,
Next time akan aku
tulis,,,,, Ciiiiiaooooooo....
Candi Kalicilik Blitar
Candi Kalicilik secara administratif terletak di
Dusun Kalicilik, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sekitar 11
kilometer dari pusat pemerintahan. Secara astronomis berada di antara 07⁰ 59 898' LS dan 112⁰ 08 422' BT. Candi Kalicilik dikenal
juga dengan nama Candi Genengan atau Candi Puton. Kondisi candi masih terlihat
bagus, bersih dan terawat. Pada waktu berkunjung kesana terlihat Bapak Muriyat
sang juru pelihara Candi Kalicilik sedang membersihkan lumut dan tanaman paku
yang tumbuh di badan candi. Secara arsitektur Candi Kalicilik terbuat dari batu
bata merah yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Batu andesit
digunakan untuk memperkuat ambang pintu dan relung-relung candi. Candi berdenah
bujursangkar dengan ukuran 6,8 meter x 6,8 meter dan tinggi sekitar 10 (8,3) meter.
Dahulu, gapura pintu masuk lokasi candi berada di arah barat tetapi sekarang
sudah ditempati sebagai rumah warga sehingga dibuatkan pintu masuk candi dari
arah selatan. Bangunan candi terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi,
tubuh candi, dan atap candi. Pada bagian kaki candi masih ada yang terpendam di
dalam tanah sekitar 2 meter. Pintu masuk candi terletak di sebelah barat, pada
bagian atas pintu candi terdapat hisan berupa kala yang mempunyai taring ganda,
bertelinga besar dan memakai perhiasan permata dari tengkorak. Pada sisi utara,
selatan, dan timur terdapat pintu semu yang di atasnya juga berhiaskan kala. Bilik
Candi dalam keadaan kosong. Atap candi sudah tidak dalam keadaan utuh atau
telah runtuh.
Pada tahun
1913 Candi Kalicilik pernah dipugar Belanda untuk mengantisipasi keruntuhan
karena candi dalam keadaan miring/doyong. Pemugaran Candi Kalicilik terakhir
oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1992/1993 pada bagian kaki dengan
menggunakan batu bata Mojokerto.
Sifat
keagamaan Candi Kalicilik adalah agama Hindu. Hal ini dibuktikan adanya Arca
Mahakala yang merupakan perwujudan Dewa Siwa sebagai penjaga candi dan Arca
Siwa Mahaguru yang terletak di halaman candi tapi sayang arca tersebut sudah
hilang hilang.
Pada
ambang pintu masuk terpahat angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi). Tahun tersebut
merupakan zaman Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Tribuana Tunggadewi.
Pada dinding candi terdapat relief Dewa Surya yang dikelilingi oleh sinar
matahari. Relief tersebut adalah relief Surya Majapahit yang merupakan simbol
dari masa Kerajaan Majapahit.
Dahulu
sekitar awal abad ke-19 bangunan kuno tersebut disebut Candi Genengan yang
kemungkinan merupakan nama asli bangunan itu. Seperti tertulis dalam Kitab
Negarakertagama, Ken Arok didharmakan di dua tempat yaitu, di Kagnangan sebagai
Siwa dan di Usana sebagai Budha. Nama Genengan mempunyai kemiripan dengan
Kagnangan. Selain itu Candi Kalicilik menunjukkan sifat siwaistis yaitu dengan
adanya Arca Agastya (Siwa) yang pernah ditemukan di lokasi ini.
Langganan:
Postingan (Atom)